Jumat, 28 Agustus 2009

Waktu

Setelah selesai memakan nasi goreng yang aku beli untuk Aku dan Guru Ukub didepan perumahan kami, kita kembali berbincang-bincang mengenai rumah baruku ini. Aku tidak sadar tenyata sudah ada terpampang penunjuk waktu di Living Room.
 
"Guru kah yang memasang penunjuk waktu itu"

"Ya, saat kamu membeli makanan tadi, aku teringat ada penunjuk waktu di rumahku yang tidak terpakai. Aku kembali kerumah sebentar untuk mengambil penunjuk waktu itu, setelah sampai kemari aku pasang di Living Room".

"Terima kasih banyak Guru, Aku belum menyadari di rumahku ini belum ada penunjuk waktu". Sahutku.

"Sama-sama kita seharusnya sesama tetangga harus saling membantu bukan?"

"Ya, Guru" Aku sambil tersenyum.

"Anakku, tidak bisa dipungkiri bahwa satu-satunya yang tidak bisa direm adalah waktu. Setiap orang mempunyai jatah yang sama, yaitu 24 jam. Orang yang sukses dengan yang gagal, begitu pula calon ahli surga atau neraka, waktu yang diberikan pada mereka adalah sama".

"Manusia hanya akan menghabiskan waktunya dalam kerugian, kecuali mereka yang memiliki kemampuan memanfaatkan waktu. Orang yang memiliki kemampuan memanfaatkan waktu adalah salah satu ciri orang yang beruntung. Mereka dapat memanfaatkan setiap waktunya menjadi amal shaleh".

"Usahakanlah agar setiap waktu membuat diri kita bagaikan cahaya matahari. Menerangi orang-orang yang berada dalam kegelapan. Menumbuhkan bibit-bibit kebaikan, dan menyegarkan batang-batang yang layu."

"Contohnya yang real adalah yang ada dihadapanku saat ini, yaitu Guru Ukub". Candaku..

kita berdua tersenyum lebar sambil menyeruput teh panas yang sudah aku buat untuk kami berdua.

Setiap waktu sudah ada jadwal kebaikannya sendiri - sendiri. yang membuat rusak urusan kita adalah karena kita salah mengisinya 

2 komentar:

  1. AssLm Guru Ukub, semoga waktu lebih bersahabat dengan kita :)

    BalasHapus
  2. Walaikumsalam Oliv, Terima kasih sudah berkunjung ke rumah baruku. Sampaikan salamku pada Ni Kita.

    BalasHapus